Aku cuba lari
dari dunia kemabukan
Melewati setiap malam yang kemabukan ini
bukanlah keinginan
tapi keterpaksaan siang hari
yang tidak henti-henti
melepaskan janji
pada zuriat sendiri
yang belum ketahui
akan dunia berdikari
Biar lintuk bagaimana sekali pun
biar tersandar di tiang-tiang keras
tidak mahu aku berterus terang
kenapa aku tidak tahan lagi
meneruskan titisan
yang menitis
dari tubuh sinis
Bertanyalah dalam peribadi
apakah malam dan dinihari
cukup santai
atau terbeliak dua kanta
membukanya
jika kepuraan
cukup menyerlahkan tomahan itu.
ALONGPR.
Selasa, 25 Mei 2010
Jumat, 14 Mei 2010
DALAM BICARA LILIN YANG TERPADAM, KASIH YANG TERBUANG DAN PERJUANGAN HANYA DI MATA HATI
Mengapa begitu mudah memadamkan sebatang lilin
yang selama ini
menerangi alam janji
tanpa melewati kegersangan waktu
bersama membasahi kelimuan
yang penuh keserasian
persis mencampakannya jauh di sudut kelu.
Kau sanggup melihat keracauan
ibu terus terbuang
dari keikhlasan
restumu
meninggalkan kesungguhan yang bersatu.
Perjuangan di mata hati
keluhuran yang berleretan
menanamkan keutuhan
dalam kseuburan kejiwaan
AL HISYAM,
KARYAWAN PK
yang selama ini
menerangi alam janji
tanpa melewati kegersangan waktu
bersama membasahi kelimuan
yang penuh keserasian
persis mencampakannya jauh di sudut kelu.
Kau sanggup melihat keracauan
ibu terus terbuang
dari keikhlasan
restumu
meninggalkan kesungguhan yang bersatu.
Perjuangan di mata hati
keluhuran yang berleretan
menanamkan keutuhan
dalam kseuburan kejiwaan
AL HISYAM,
KARYAWAN PK
Senin, 03 Mei 2010
BIAR PELUH INI MENITIS
BIAR PELUH INI MENITIS
Sehingga akhirnya kita melewati keranjaun
telah dibicarakan seorang pemimpin yang berakhir
dengan kekecewaan
belum sempat menempa keupayaan dan kegemilangan
kita saksikan nyawa telah tamat dalam pertaruhan
Biar peluh ini menitis
beberapa banyak yang bertakung dan berkolam
kita tetap disisihkan
hanya kejernihan yang hakiki
tenggelam di dasar hati yang suci
Pada siapakah lagi
yang mengerti
pada siapakah lagi
yang mahu merenungi sepi
Sekiranya kita tetap begini
meracau
tanpa pujukan
membantah
tanpa kebenaran.
ALONG PR.
Sehingga akhirnya kita melewati keranjaun
telah dibicarakan seorang pemimpin yang berakhir
dengan kekecewaan
belum sempat menempa keupayaan dan kegemilangan
kita saksikan nyawa telah tamat dalam pertaruhan
Biar peluh ini menitis
beberapa banyak yang bertakung dan berkolam
kita tetap disisihkan
hanya kejernihan yang hakiki
tenggelam di dasar hati yang suci
Pada siapakah lagi
yang mengerti
pada siapakah lagi
yang mahu merenungi sepi
Sekiranya kita tetap begini
meracau
tanpa pujukan
membantah
tanpa kebenaran.
ALONG PR.
Langganan:
Postingan (Atom)